Timnas U23 Indonesia telah dipastikan berada dalam Grup J bersama Korea Selatan, Laos, dan Makau, dengan pertandingan yang akan digelar pada 1 hingga 9 September 2025.
Sebagai negara penyelenggara, Indonesia memiliki keuntungan besar berupa dukungan penuh dari para suporter.
Namun demikian, tantangan terberat akan datang dari Korea Selatan, sebuah kekuatan besar di sepak bola Asia yang pernah menjuarai edisi 2020 dan menjadi finalis pada tahun 2016.
Menanggapi hasil undian ini, pengamat sepak bola nasional, Gita Suwondo, memberikan pandangannya dengan tegas dan antusias.
"Komentar pertama, tentu saja, kita bertemu lagi dengan Korea Selatan, tetapi tanpa Shin Tae-yong. Dulu kita berhasil mengalahkan mereka, sekarang bagaimana ya? Untuk dua tim lainnya, sepertinya masih bisa kita atasi," ungkapnya kepada MasterV.
Indonesia memang memiliki catatan manis saat berhadapan dengan Korea Selatan.
Terutama saat Piala Asia U23 2024 lalu, di mana Garuda Muda sukses menyingkirkan Taeguk Warriors muda di babak perempat final. Akan tetapi, situasi saat ini berbeda, sehingga perolehan poin secara strategis menjadi sangat penting.
"Kita berada di pot 2 dan masuk sebagai unggulan kedua. Sepertinya dari 11 grup ini, akan diambil 4 runner-up terbaik plus tuan rumah Arab Saudi, sehingga total ada 16 finalis. Jika melihat kondisi ini, kita harus mampu meraih 7 poin," jelas Gita Suwondo.
Dari tiga pertandingan yang akan dijalani, Timnas U23 Indonesia dijadwalkan untuk berhadapan dengan Laos pada tanggal 3 September, Makau pada tanggal 6 September, dan pertandingan terakhir melawan Korea Selatan pada tanggal 9 September.
Dengan demikian, target minimal 7 poin menjadi perhitungan yang realistis bagi Indonesia untuk dapat melaju ke babak selanjutnya di Arab Saudi.
Kualifikasi Piala Asia U23 2026 ini juga akan menjadi ajang uji coba kekuatan awal bagi pelatih Gerald Vanenburg, yang saat ini memegang kendali Timnas U23 Indonesia.
Dengan jadwal yang padat dan sistem round-robin, pertandingan terakhir melawan Korea Selatan berpotensi menjadi laga hidup mati.
"Artinya, hasil imbang melawan Korea Selatan masih cukup meyakinkan, kemudian meraih kemenangan di dua laga lainnya. Ini akan menarik untuk disaksikan, dan kita lihat juga bagaimana SEA Games nanti, karena akan ada lebih banyak pertandingan. Ini menjadi cikal bakal tim Vanenburg untuk SEA Games nanti," tutur jurnalis olahraga senior tersebut.
"Jika melihat grup-nya, target untuk lolos sepertinya bisa kita realisasikan. Masa iya dengan 7 poin kita tidak bisa menjadi salah satu runner-up terbaik," imbuhnya.
Untuk itu, ditekankan bahwa pertandingan melawan Korea Selatan akan menjadi kunci, dan strategi terbaik adalah memaksimalkan hasil dari dua pertandingan awal.
"Setidaknya, melawan Korea Selatan adalah kunci. Di bawah arahan STY, kita bisa menahan imbang selama 90 menit dan 120 menit, dan ini adalah pertandingan grup yang tidak dihitung penalti. Jadi, yang terbaik adalah kita tahan imbang mereka dan menang dengan selisih gol yang tinggi saat melawan Laos atau Makau," pungkas Gita Suwondo.