Sehat Usai Idul Adha: 6 Tips Makan Seimbang dari Dokter

Admin

19/06/2025

4
Min Read

MasterV – “Setiap hari, kita perlu benar-benar memperhatikan asupan makanan kita. Tujuannya bukan sekadar merasa kenyang dan menikmati hidangan, melainkan juga untuk memberikan manfaat optimal bagi kesehatan tubuh dan jiwa,” ujar dr. Santi, seorang Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, saat berbicara kepada Liputanku pada Jumat (6/6/2025).

Pola makan seimbang tidak hanya memastikan terpenuhinya kebutuhan nutrisi esensial, tetapi juga berperan penting dalam mencegah masalah susah buang air besar (BAB), menurunkan risiko peningkatan kadar kolesterol jahat, serta membantu menjaga berat badan yang ideal.

Namun, ada kalanya pola makan yang sudah diatur sedemikian rupa menjadi kurang seimbang. Salah satu contohnya adalah saat perayaan Idul Adha, di mana hidangan yang disajikan cenderung didominasi oleh daging merah.

Menurut pandangan dr. Santi, tidak ada istilah hari libur dalam konteks menjaga pola makan yang sehat. Mengadopsi pola makan yang seimbang sama halnya dengan menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten.

“Gaya hidup yang sehat akan memberikan dampak positif pada penampilan fisik kita, mencegah kegemukan, dan membuat kulit tampak lebih bercahaya. Selain itu, kesehatan mental pun akan meningkat, sehingga kita terhindar dari perasaan mudah marah atau uring-uringan,” jelasnya.

Lalu, adakah strategi khusus yang dapat diterapkan untuk memulihkan pola makan yang seimbang setelah merayakan Idul Adha?

Cara menerapkan pola makan seimbang

1. Tingkatkan Asupan Serat dan Cairan

Dok. Shutterstock/Larashun Langkah awal dalam menerapkan pola makan yang lebih seimbang setelah mengonsumsi daging dalam jumlah banyak adalah dengan meningkatkan asupan serat. Serat ini bisa didapatkan dari berbagai sumber, seperti buah-buahan segar dan sayur-sayuran.

Menurut dr. Santi, tujuan utama dari peningkatan asupan serat ini adalah untuk mencegah terjadinya sembelit.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa jika Anda belum terbiasa mengonsumsi serat dalam jumlah banyak, sebaiknya lakukan peningkatan konsumsi secara bertahap. Jangan lupa juga untuk mengimbanginya dengan minum air yang cukup.

“Peningkatan asupan serat yang dilakukan secara tiba-tiba justru dapat menyebabkan sembelit dan memicu berbagai gangguan pencernaan lainnya, seperti perut kembung, sakit perut, bahkan hingga diare,” jelas dr. Santi lebih lanjut.

2. Konsumsi Probiotik

Langkah berikutnya yang dapat diambil adalah dengan mengonsumsi probiotik, yaitu bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan. Probiotik ini dapat membantu meningkatkan gerakan peristaltik dalam saluran pencernaan, sehingga proses pengeluaran feses menjadi lebih lancar.

“Beberapa jenis bakteri baik memiliki manfaat yang signifikan dalam proses pencernaan. Contohnya, Bifidobacterium lactis telah terbukti efektif dalam meningkatkan frekuensi buang air besar,” kata dr. Santi.

Selain itu, Lactobacillus acidophilus juga berperan penting dalam membantu proses pencernaan dan menjaga kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.

Kemudian, ada juga Saccharomyces boulardii yang dapat membantu meringankan gejala gangguan pencernaan pada penderita Irritable Bowel Syndrome (IBS).

3. Batasi Konsumsi Daging

Dok. Shutterstock/Darryl Brooks Sebenarnya, mengonsumsi daging bukanlah sesuatu yang salah. Akan tetapi, penting untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

Sebenarnya, mengonsumsi daging bukanlah sesuatu yang salah. Akan tetapi, penting untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

“Untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh, sebaiknya kombinasikan antara protein hewani dengan protein nabati, misalnya kacang-kacangan, tahu, dan tempe,” saran dr. Santi.

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

4. Hindari Jeroan

DOK.SHUTTERSTOCK/Albert Kho Dalam upaya menjaga pola makan yang seimbang, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi jeroan, lemak atau gajih, kulit, serta makanan yang mengandung santan dan gorengan secara berlebihan.

Dalam upaya menjaga pola makan yang seimbang, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi jeroan, lemak atau gajih, kulit, serta makanan yang mengandung santan dan gorengan secara berlebihan.

dr. Santi menjelaskan bahwa jenis makanan tersebut berpotensi meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan menyebabkan peningkatan berat badan.

5. Perhatikan Asupan Karbohidrat

Shutterstock/Amarita Pilihlah jenis karbohidrat kompleks yang kaya akan pati resisten. Contohnya adalah oats, pisang, nasi yang telah dimasak dan didinginkan, serta kacang-kacangan.

Anda juga perlu memberikan perhatian khusus pada asupan karbohidrat.

Pilihlah jenis karbohidrat kompleks yang kaya akan pati resisten. Contohnya adalah oats, pisang, nasi yang telah dimasak dan didinginkan, serta kacang-kacangan.

6. Perhatikan Metode Memasak

Dok. Pexels/Castorly Stock Metode memasak yang Anda gunakan juga perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan pola makan setelah mengonsumsi daging secara berlebihan.

Metode memasak yang Anda gunakan juga perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan pola makan.

“Pilihlah metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, membuat sup bening, menumis dengan sedikit minyak, membuat pepes, atau memanggang,” saran dr. Santi.

Selain itu, gunakan garam dan micin secukupnya. Ia lebih menyarankan untuk memperkaya cita rasa masakan dengan menggunakan rempah-rempah dapur, seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, jahe, dan kunyit.

“Tambahkan potongan daun bawang, daun ketumbar, tomat, atau perasan jeruk nipis sebagai sentuhan akhir pada masakan untuk meningkatkan cita rasa tanpa mengorbankan kesehatan,” tutur dr. Santi.

Selain memberikan rasa yang lebih nikmat, tambahan tersebut juga dapat membantu meningkatkan asupan serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh.