Kawasan Pertokoan Kranji, Bekasi, kini diliputi suasana yang amat tenang dan sepi. Dahulu, pusat perbelanjaan ini dipenuhi hiruk pikuk pengunjung karena lokasinya yang strategis, namun kini keadaannya jauh berbeda, sepi bagaikan kuburan.
Menurut pantauan Liputanku, Kamis (5/6/2025), Pertokoan Kranji menempati posisi yang strategis. Letaknya persis di depan jalan Pantura yang menghubungkan Jakarta Timur dan Bekasi. Selain itu, lokasi pusat perbelanjaan ini juga sangat berdekatan dengan Stasiun Kranji.
Karena lokasinya yang berdekatan dengan Stasiun Kranji, para pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar lima menit dari gerbang masuk utama stasiun. Selanjutnya, mereka hanya perlu menyeberangi Jl Sultan Agung, yang merupakan bagian dari Jalan Raya Pantura, melalui jembatan penyeberangan orang (JPO).
Sekilas, dari kejauhan, terlihat beberapa motor dan mobil terparkir di area pertokoan modern tersebut. Sesekali, kendaraan melintas masuk atau keluar dari pusat perbelanjaan ini. Seolah memberikan kesan bahwa Pertokoan Kranji masih beroperasi.
Namun, begitu memasuki area pertokoan, suasana ramai dari stasiun dan jalan Pantura seketika berubah menjadi sunyi senyap. Bahkan dari pintu masuk saja, terlihat jelas tidak ada pengunjung yang memasuki area pertokoan.
Saat menyusuri lantai dasar, area ini tampak remang-remang karena banyak toko yang tutup dan pencahayaan yang minim. Di depan *rolling door* toko-toko tersebut, banyak tertempel kertas bertuliskan ‘Disewakan’ lengkap dengan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Di lantai ini, suasana terasa begitu lengang karena tidak ada seorang pun pengunjung yang berlalu lalang. Bahkan, karena saking sepinya, terlihat beberapa pedagang hanya bisa duduk terdiam, melamun. Sebagian pedagang lainnya terlihat hanya duduk sambil menatap layar ponsel mereka. Lebih parah lagi, saat Liputanku melintas, hampir tidak ada pedagang yang berusaha menawarkan barang dagangan mereka.
Suasana serupa juga dapat ditemui di lantai satu bangunan. Lorong-lorong pertokoan tetap sunyi tanpa adanya percakapan tawar-menawar antara penjual dan pembeli.
Tidak terdengar pula obrolan antar pedagang ataupun alunan musik, karena para pedagang terlihat hanya berdiam diri di toko mereka masing-masing. Sehingga, satu-satunya suara yang terdengar adalah deru mesin dan klakson kendaraan dari jalan raya di depan Pertokoan Kranji.
Kemudian, saat naik ke lantai dua melalui eskalator yang sudah rusak dan tidak berfungsi, hanya terlihat pintu-pintu kayu dan jendela yang kusam. Hal ini semakin menambah kesan sepi pada pusat perbelanjaan tersebut, menjadikannya sepi bagaikan kuburan.
Saksikan juga Blak-blakan, ST Burhanuddin: Jaksa di Daerah Harus Gencar Berantas Korupsi!