JAKARTA, Liputanku – Transjakarta mengambil langkah strategis dengan mengganti armada bus besar menjadi Minitrans untuk rute 7B Kampung Rambutan–Blok M. Keputusan ini, bagaimanapun, memicu beragam reaksi, terutama setelah video yang memperlihatkan Minitrans beroperasi di jalur layang rute 7B (Kampung Rambutan–Blok M) beredar luas.
Video tersebut, yang diunggah oleh akun Instagram @aboutdkj dan @jakartavox, disertai narasi yang mempertanyakan, “Armada Transjakarta Rute 7B Kini Lebih Mungil, Netizen: Gak Kebayang Pas Rush Hour”.
Kemunculan armada dengan ukuran yang lebih ringkas ini segera menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet, yang sebagian besar mempertanyakan efektivitas penggantian armada, khususnya pada jam-jam sibuk.
Diprotes
Tidak sedikit warganet yang secara terbuka menyuarakan keraguan mereka terhadap keputusan Transjakarta untuk mengganti armada besar dengan Minitrans, terutama mengingat padatnya penumpang di rute tersebut.
“Menurut saya, kebijakan ini memerlukan pengkajian lebih lanjut. Rute 7B ini jaraknya jauh dan penumpangnya sangat banyak, terutama saat jam sibuk. Sudah merasakan dampak 7Q yang armadanya kecil, sekarang 7B juga ikut-ikutan,” tulis akun @sh****zara, mengungkapkan kekhawatiran mereka.
Sementara itu, akun @nd***trif memberikan pandangan, “Yang bus besar saja sudah berjubel, padahal belum jam sibuk. Sebenarnya tidak masalah asalkan jumlah bus diperbanyak dan interval waktu antar bus tidak terlalu lama.”
Alasan Transjakarta
Ayu Wardhani, Kepala Departemen CSR dan Humas Transjakarta, mengonfirmasi kebenaran informasi mengenai penggantian jenis armada untuk rute 7B.
Menurutnya, keputusan ini didasari oleh kondisi jalan yang dilalui rute tersebut, khususnya di area Duren Tiga–Kalibata, yang memiliki lebar jalan yang terbatas.
“Hal ini dikarenakan jalan di wilayah Duren Tiga–Kalibata tergolong cukup sempit,” jelas Ayu saat dikonfirmasi oleh Liputanku pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
Ayu menambahkan bahwa ukuran armada sebelumnya seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang, terutama saat melintasi jalur layang.
Oleh sebab itu, penyesuaian armada dipandang perlu untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempersingkat waktu tempuh.
“Penyesuaian armada ini penting untuk memastikan kenyamanan pelanggan saat menggunakan layanan Transjakarta, memfasilitasi atau mempercepat perjalanan bus, sehingga jadwal kedatangan bus dapat lebih teratur,” tegas Ayu.
Tambah armada
Meskipun kapasitas armada menjadi lebih kecil, Transjakarta berupaya untuk mengkompensasi perubahan ini dengan meningkatkan jumlah unit armada yang beroperasi.
Saat ini, jumlah bus yang melayani trayek 7B telah ditingkatkan dari 18 menjadi 24 unit.
“Kami telah melakukan mitigasi setelah penyesuaian penggunaan bus ini. Jumlah unit telah ditambah sebanyak enam unit, dari yang sebelumnya 18 menjadi 24 armada,” papar Ayu.
Dengan penambahan ini, diharapkan frekuensi kedatangan bus dapat ditingkatkan dan kepadatan penumpang dapat diurai, meskipun kapasitas setiap unit bus lebih kecil dibandingkan sebelumnya.