Sepele! Penyebab Truk-Bus Kecelakaan Maut di Jalan?

Admin

16/06/2025

3
Min Read

Seringkali kita mendengar kabar mengenai kecelakaan fatal yang melibatkan kendaraan besar seperti truk dan bus di jalanan Indonesia. Ironisnya, kecelakaan dengan dampak yang begitu mengerikan ini terkadang bermula dari hal-hal kecil yang seringkali diabaikan oleh pengemudi truk atau bus.

Menurut Plt Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Bapak Ahmad Wildan, hampir setiap hari ada saja berita mengenai kecelakaan yang dialami oleh bus dan truk. Beliau menegaskan bahwa faktor manusia seringkali menjadi penyebab utama dari kecelakaan-kecelakaan tersebut.

“Kecelakaan itu selalu diawali dengan adanya hazard (bahaya). Keberadaan hazard inilah yang kemudian meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan bagi para pengguna jalan,” jelas Bapak Wildan dalam keterangan tertulis yang diterima oleh tim detikOto pada hari Rabu, 4 Juni 2025.

Lantas, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan bus dan truk mengalami rem blong? Menurut Bapak Wildan, kecelakaan akibat rem blong seringkali terjadi di jalan menurun dan mengikuti pola yang serupa. Beberapa kecelakaan fatal dipicu oleh kesalahan pengemudi saat berkendara di jalan menurun. Alih-alih menggunakan gigi rendah, mereka justru menggunakan gigi tinggi, melakukan pengereman berulang-ulang, yang mengakibatkan rem menjadi tidak berfungsi. Lebih lanjut, memindahkan gigi saat berada di jalan menurun ketika rem tidak berfungsi dapat menyebabkan gigi masuk ke posisi netral, yang berujung pada tabrakan hebat karena kecepatan kendaraan dapat mencapai 100 km/jam atau lebih akibat melaju di jalan menurun dalam posisi gigi netral.

“Faktor kedua adalah kecelakaan rem blong yang disebabkan oleh malfungsi pada sistem rem. Hal ini seringkali disebabkan karena pengemudi lalai dalam melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum beroperasi (pre-trip inspection),” ungkap Bapak Wildan.

Beliau melanjutkan, faktor ketiga adalah kecelakaan berupa kendaraan masuk jurang atau terguling, yang diakibatkan oleh pengemudi yang kurang memahami kondisi jalan karena minimnya informasi terkait jalan dan lingkungannya. Faktor keempat adalah kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang mengalami microsleep (tertidur saat mengemudi), yang dipicu oleh jam mengemudi yang melebihi 12 jam tanpa istirahat yang cukup, atau mengemudi dalam kondisi sakit dan mengonsumsi obat-obatan.

Cara Mengemudi yang Aman di Jalan Menurun

Bapak Wildan menjelaskan bahwa idealnya, pengemudi sudah harus menggunakan gigi rendah saat memasuki jalan menurun yang panjang. Penggunaan gigi rendah ini bertujuan untuk menghindari penggunaan rem pedal secara berulang-ulang.

“Dengan demikian, risiko rem blong dapat diminimalkan. Terlepas dari apapun yang terjadi, usahakan untuk tidak memindahkan gigi. Memindahkan gigi di jalan menanjak atau menurun berisiko membuat gigi masuk ke posisi netral,” tegas Bapak Wildan.

Apabila pengemudi melakukan pengereman berulang-ulang, kampas rem berisiko mengalami over heat (kelebihan panas) yang dapat menyebabkan rem blong. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan penurunan tekanan angin secara drastis, yang juga berakibat pada rem blong.

“Prosedur mengemudi yang benar di jalan menurun adalah dengan menggunakan gigi rendah sebelum memasuki jalan menurun. Aktifkan exhaust brake saat RPM mulai mendekati zona merah. Jika RPM terus meningkat hingga zona merah, injak pedal rem dan nonaktifkan exhaust brake hingga RPM turun. Lepaskan pedal rem saat RPM sudah turun. Jika RPM kembali naik, aktifkan kembali exhaust brake. Ulangi langkah-langkah ini sesuai kebutuhan,” paparnya.

Video: Evakuasi Sopir Truk Terjepit Seusai Tabrak Tiang Lampu di Klaten

Video: Evakuasi Sopir Truk Terjepit Seusai Tabrak Tiang Lampu di Klaten