WASHINGTON, MasterV – Presiden AS, Donald Trump, melayangkan tudingan keras terhadap China atas dugaan pelanggaran kesepakatan dagang sementara yang telah disepakati dengan Amerika Serikat. Indikasi kuat mengarah pada kemungkinan tindakan balasan dari pihak AS.
“Selamat tinggal menjadi orang baik!” seru Trump melalui unggahan di platform media sosial pada hari Jumat (30/5/2025) waktu setempat.
Dalam unggahannya, Trump menyatakan kekecewaannya atas tindakan China yang dianggapnya mengingkari komitmen yang sebelumnya telah menghentikan sementara penerapan tarif balasan antara kedua negara.
Tuduhan yang dilontarkan Trump ini diperkuat oleh Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, yang mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas dugaan ketidakpatuhan China terhadap kesepakatan dagang yang bersifat sementara tersebut.
“Amerika Serikat telah sepenuhnya menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan, namun sayangnya, pihak China menunjukkan kelambatan yang signifikan dalam memenuhi komitmennya,” ujar Greer, seperti yang dikutip dari CNBC pada hari Sabtu (31/5/2025).
Greer menegaskan bahwa situasi ini sama sekali tidak dapat diterima dan memerlukan tindak lanjut yang tegas.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Kamis, mengungkapkan bahwa pembicaraan dagang dengan China sedang mengalami jalan buntu.
Seperti yang diketahui, Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan pada tanggal 12 Mei 2025 untuk menangguhkan sebagian besar tarif yang diberlakukan terhadap impor masing-masing selama periode 90 hari.
Kesepakatan ini merupakan hasil dari ketegangan yang dipicu oleh penetapan tarif tinggi oleh Trump terhadap impor dari China ke AS, yang kemudian direspon oleh China dengan tindakan balasan serupa.
“Dua minggu yang lalu, China berada dalam situasi ekonomi yang sangat kritis!” tulis Trump dalam unggahannya di Truth Social pada hari Jumat.
“Tarif yang sangat tinggi yang saya tetapkan membuat China praktis tidak dapat BERDAGANG ke pasar Amerika Serikat, yang jelas merupakan pasar nomor satu di dunia,” tegas Trump.
ANDRES MARTINEZ CASARES / AFP Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.“Kita, secara efektif, memutuskan total hubungan dagang dengan China, dan itu berdampak buruk bagi mereka. Banyak pabrik yang tutup dan, secara halus, terjadi ‘kerusuhan sipil’. Saya mengamati apa yang terjadi dan saya tidak menyukainya — untuk mereka, bukan untuk kita. Saya membuat kesepakatan cepat dengan China untuk menyelamatkan mereka dari situasi yang saya pikir akan menjadi sangat buruk, dan saya tidak ingin melihat hal itu terjadi,” ungkap Trump.
“Berkat kesepakatan ini, semuanya segera stabil dan China kembali berbisnis seperti biasa. Semua orang senang! Itu kabar baiknya!!!” lanjutnya.
“Kabar buruknya adalah China, yang mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, telah sepenuhnya melanggar kesepakatan dengan kita. Selamat tinggal menjadi orang baik!” imbuhnya.
Pernyataan pedas ini dilontarkan Trump dua hari setelah ia menyerang jurnalis CNBC, Megan Cassella, di Gedung Putih ketika ditanya mengenai istilah “TACO trade,” yang merupakan singkatan dari frasa “Trump Always Chickens Out” (Trump Selalu Mundur).
Istilah yang dicetuskan oleh seorang kolumnis Financial Times tersebut menyiratkan bahwa para investor saham dapat meraup keuntungan dengan membeli saham setelah pasar mengalami penurunan akibat berita tentang tarif baru dari Trump, karena pada akhirnya ia selalu menunda atau mengurangi tarif tersebut, yang kemudian menyebabkan pasar kembali naik.