LONDON, MasterV – Uni Eropa mengecam keras rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk menaikkan dua kali lipat tarif impor baja.
Langkah ini, menurut Uni Eropa, berpotensi “mengganggu” upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai solusi melalui negosiasi dalam konflik perdagangan yang berkepanjangan.
Seorang juru bicara Uni Eropa menyatakan dalam pernyataannya, yang dikutip dari CNBC pada Minggu (1/6/2025), “Kami sangat menyesalkan pengumuman kenaikan tarif yang ditetapkan AS untuk impor baja, dari 25 persen menjadi 50 persen.”
WIKIMEDIA COMMONS/ANTONIOROSSET Ilustrasi industri baja, produk baja. Trump Naikkan Tarif Impor Baja Jadi 50 Persen, Uni Eropa Siap Membalas
Juru bicara tersebut melanjutkan, “Keputusan ini semakin menambah ketidakpastian pada lanskap ekonomi global dan meningkatkan beban biaya bagi konsumen serta pelaku bisnis di kedua sisi Samudra Atlantik.”
Ditambahkan pula oleh juru bicara tersebut bahwa Uni Eropa bersiap untuk menerapkan langkah-langkah balasan, termasuk sebagai respons terhadap kenaikan tarif terbaru yang diberlakukan oleh AS.
Secara terpisah, serikat pekerja Kanada, United Steelworkers (USW), juga melayangkan kritik pedas terhadap pengumuman Trump. Mereka menilai bahwa hal ini merupakan serangan langsung terhadap industri dan para pekerja di Kanada.
Marty Warren, Direktur Nasional Serikat Pekerja Baja Kanada, menegaskan dalam sebuah pernyataan, “Ribuan lapangan kerja di Kanada berada dalam risiko, dan masyarakat yang kehidupannya bergantung pada industri baja dan aluminium juga terancam.”
Warren menambahkan, “Kanada perlu mengambil tindakan tegas secepatnya untuk melindungi para pekerja.”
Trump, pada hari Jumat (31/4/2025) waktu setempat, mendeklarasikan rencananya untuk menaikkan tarif impor baja dari 25 persen menjadi 50 persen. Kebijakan ini akan semakin meningkatkan tekanan pada para produsen yang mengandalkan logam industri untuk proses produksi mereka.
Tarif impor yang baru ini dijadwalkan mulai berlaku pada tanggal 4 Juni 2025 mendatang. Pengumuman ini muncul tak lama setelah Trump mengisyaratkan persetujuannya terhadap kesepakatan merger antara Nippon Steel dan US Steel.
AFP/JIM WATSON Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara di Oval Office Gedung Putih, Washington DC, 5 Mei 2025.
Trump menyinggung kesepakatan antara Nippon Steel dan US Steel, tetapi menekankan bahwa kesepakatan itu belum final. Ia menjamin bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun outsourcing sama sekali sebagai dampak dari kesepakatan tersebut.
Uni Eropa, yang sebelumnya menyatakan telah menangguhkan tindakan balasannya terhadap AS pada tanggal 14 April 2025 guna memberikan waktu dan ruang untuk negosiasi, menegaskan bahwa mereka siap untuk memberlakukan tindakan tersebut jika tidak ada solusi yang dapat diterima bersama yang tercapai.
Juru bicara Uni Eropa menyatakan, “Komisi Eropa saat ini sedang merampungkan konsultasi mengenai tindakan balasan yang diperluas.”
Ia menambahkan, “Jika tidak ada solusi yang dapat diterima bersama yang dicapai, tindakan UE yang ada dan tambahan akan secara otomatis berlaku pada tanggal 14 Juli, atau lebih awal jika situasinya mendesak.”
Rencana penerapan tarif impor Trump menghadapi hambatan pada minggu ini setelah Pengadilan Perdagangan Internasional AS menghentikan hampir semua tarif resiprokal Trump, dengan alasan bahwa ia telah melampaui batas kewenangannya.
Perintah pengadilan untuk membatalkan tarif tersebut dengan cepat dihentikan, setidaknya untuk sementara waktu, oleh pengadilan banding.
Kendati ada penundaan, putusan tersebut telah mengacaukan strategi perdagangan pemerintah AS yang lebih luas, yang bergantung pada ancaman tarif tinggi untuk menciptakan daya tawar dan memaksa negara-negara untuk merundingkan kembali perjanjian perdagangan mereka dengan Amerika Serikat.