Job Fair Formalitas? Asosiasi HRD Beri Bantahan Tegas!

Admin

12/06/2025

2
Min Read

On This Post

Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia (PMSM) membantah secara tegas anggapan bahwa *job fair* hanyalah sekadar formalitas belaka. Bantahan ini muncul sebagai respons terhadap video viral di media sosial yang menyoroti *job fair* sebagai kegiatan yang kurang efektif.

“Tidak benar jika dikatakan formalitas. *Job fair* justru menjadi ajang penting yang memperkenalkan pasar tenaga kerja kepada masyarakat luas. Sebelumnya, informasi peluang kerja di suatu perusahaan sangat terbatas. Tidak semua orang memiliki akses untuk mencari tahu,” ungkap Ketua Umum DPP PMSM, Heriyanto Agung Putra, kepada detikcom, Selasa (3/6/2025).

Heriyanto menjelaskan bahwa *job fair* bukan hanya memberikan kesempatan kepada para pencari kerja, tetapi juga memberikan informasi penting mengenai model pekerjaan yang saat ini dicari oleh berbagai perusahaan.

Lebih lanjut, Heriyanto menampik adanya paksaan dari pemerintah terkait penyelenggaraan atau keterlibatan dalam *job fair*. Ia menegaskan bahwa partisipasi perusahaan dalam *job fair* adalah atas dasar sukarela.

Heriyanto menambahkan bahwa *job fair* tak hanya menguntungkan pencari kerja, tetapi juga memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

“Kami memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyeleksi lebih banyak kandidat dibandingkan jika hanya membuka lowongan secara spesifik, yang cenderung terbatas dan kurang terbuka. *Job fair* itu sangat terbuka,” jelasnya lebih lanjut.

Menanggapi keluhan peserta *job fair* yang merasa sering ditolak, Heriyanto menekankan bahwa perusahaan melakukan seleksi berdasarkan kebutuhan riil perusahaan. Ia juga menyarankan agar para pencari kerja terus meningkatkan kompetensi diri agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Terkait batasan usia, Heriyanto berpendapat bahwa hal tersebut tidak terlalu memengaruhi proses rekrutmen. Ia menambahkan bahwa perusahaan lebih fokus pada penjaringan pelamar yang memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di masa depan.

“Jika seseorang memiliki *capability* yang mumpuni, tentu akan dicari. Banyak perusahaan yang justru kesulitan mencari pekerja yang benar-benar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Contohnya di sektor perbankan, setiap tahun kebutuhan tenaga kerja sangat besar, tetapi *demand* di pasar kerja belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan tersebut,” pungkasnya.