Polusi Jakarta Mendesak, Menteri LH Tinjau Tambang Raja Ampat

Admin

20/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Akibat fokus pada penanganan polusi udara di Jakarta, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, belum berkesempatan mengunjungi Raja Ampat, wilayah yang kini menjadi perhatian publik terkait aktivitas pertambangan nikel.

“Kemungkinan dalam beberapa hari ke depan kami akan menuju ke sana (Raja Ampat), mengingat adanya agenda lain yang mendesak untuk diselesaikan, terutama permasalahan kualitas udara di Jakarta yang cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, penanganan di Jakarta menjadi prioritas utama,” jelas Hanif dalam konferensi pers di Hotel Pullman, Jakarta, Minggu (8/6/2025).

“Selanjutnya, dalam waktu dekat, kami akan segera berkunjung ke Raja Ampat,” tambahnya.

Walaupun belum meninjau langsung, tim Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup telah melakukan investigasi di wilayah Raja Ampat yang saat ini menjadi sorotan masyarakat.

“Terdapat empat lokasi yang menjadi fokus kegiatan. Pertama, Pulau Gak di bagian barat daya. Kemudian, Pulau Manyaifun. Selanjutnya, lokasi berikutnya adalah Pulau Kawe. Dan yang terakhir, Pulau Manuran,” urai Hanif. Beliau juga menyebutkan Pulau Batang Pele.

Keempat pulau tersebut termasuk dalam kategori pulau kecil. Menurutnya, terdapat potensi pencemaran serta kerusakan lingkungan hidup di lokasi-lokasi yang berada di Kabupaten Raja Ampat tersebut.

Ia menjelaskan bahwa hanya di empat lokasi itulah ditemukan aktivitas pertambangan, sementara pulau-pulau lain di Raja Ampat masih belum terjamah oleh aktivitas serupa.

Kepada awak media, beliau memaparkan kondisi wilayah kepulauan Kabupaten Raja Ampat melalui presentasi (slide show) yang diperlihatkannya.

Pemerintah melakukan peninjauan ulang terhadap izin empat perusahaan tambang nikel di wilayah Raja Ampat, yaitu:

1. PT Gag Nikel (GN) 2. PT KAwei Sejahtera Mining (KSM) 3. PT Anugerah Surya Pratama (ASP) 4. PT Mulia Raymond Perkasa (MRP)