Ustaz Yahya Waloni: Kisah Mualaf, Pendeta Jadi Pendakwah

Admin

18/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Ustaz Yahya Waloni menghembuskan nafas terakhir saat memberikan khutbah Shalat Jumat di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Jumat (6/6/2025) siang.

Beliau dikenal luas sebagai pendakwah yang kerap kali mengupas tuntas berbagai isu keagamaan yang relevan.

Akan tetapi, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, sebelum menjadi seorang Muslim dan dikenal sebagai pendakwah, Yahya Waloni dulunya adalah seorang pendeta Kristen.

Terlahir dengan nama Yahya Yopie Waloni pada tanggal 30 November 1970 di Manado, Sulawesi Utara, perjalanan hidup Yahya Waloni dimulai dalam lingkungan keluarga yang sangat kental dengan ajaran Kristen.

Sejak usia muda, ia sangat aktif dalam berbagai kegiatan gereja dan menempuh pendidikan di bidang teologi, yang kemudian menjadikannya figur yang cukup disegani.

Sebelum akhirnya memeluk agama Islam, Yahya dikenal sebagai seorang penceramah Kristen yang memiliki gaya penyampaian yang lugas dan tanpa tedeng aling-aling.

Ceramah-ceramahnya seringkali menyinggung tema-tema penting seputar kristenisasi dan misi keagamaan, yang menjadikan namanya cukup populer di kalangan umat Kristen, terutama karena pendekatannya yang tegas serta blak-blakan.

Sebuah momen penting dan titik balik dalam kehidupan Yahya Waloni terjadi pada tahun 2006, ketika ia bersama seluruh anggota keluarganya mengambil keputusan besar untuk memeluk agama Islam. Keputusan tersebut menandai perubahan fundamental dalam arah hidupnya, baik dari sisi spiritual maupun sosial.

Setelah menjadi mualaf, ia kemudian mengganti namanya menjadi Muhammad Yahya Waloni, dan seluruh anggota keluarganya pun turut mengubah nama mereka sebagai wujud komitmen terhadap keyakinan yang baru. Sejak saat itu, Muhammad Yahya Waloni dengan penuh semangat aktif berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas.

Setelah menjadi seorang Muslim, Muhammad Yahya Waloni aktif dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam. Ia seringkali mengangkat isu-isu krusial seputar kristenisasi dan misionaris, tetapi dengan perspektif yang berbeda. Beliau wafat pada 6 Juni 2025 saat sedang berkhutbah Jumat di Makassar.