NEW YORK, MasterV – Wall Street menunjukkan tren penurunan pada penutupan perdagangan hari Rabu (11/6/2025) sore waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah sebelumnya pasar saham Amerika Serikat (AS) ini menunjukkan performa yang cukup baik.
Para investor dan pelaku pasar saham saat ini tengah mencerna informasi terkait perjanjian perdagangan awal antara AS dan Tiongkok, yang hadir bersamaan dengan rilis data inflasi terbaru dari AS.
Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,27 persen, menutup hari pada level 6.022,24. Hal ini sekaligus mengakhiri rentetan kemenangan selama tiga hari berturut-turut. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite juga mengalami penurunan sebesar 0,5 persen, berada pada angka 19.615,88.
Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tipis sebesar 1,1 poin, dan akhirnya ditutup pada angka 42.865,77.
Data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen pada bulan Mei dibandingkan bulan April. Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebesar 0,2 persen yang sebelumnya diprediksi oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Indeks Harga Konsumen (CPI) inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang cenderung fluktuatif, juga mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen, atau lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Sementara itu, diskusi intensif antara para pejabat AS dan Tiongkok menjadi sorotan utama bagi para investor sepanjang minggu ini, yang masih merasa khawatir terkait dengan arah kebijakan perdagangan.
Para pejabat dilaporkan mencapai konsensus setelah dua hari perundingan yang berlangsung di London. Namun, mereka menekankan bahwa persetujuan terhadap kerangka kerja tersebut masih memerlukan lampu hijau dari presiden AS dan Tiongkok sebelum dapat diimplementasikan secara penuh.
Sebagai bagian dari kerangka kerja tersebut, Tiongkok dikabarkan akan menyetujui ekspor mineral tanah jarang. Sebagai imbalannya, AS akan mencabut pembatasan terhadap penjualan teknologi canggih ke Tiongkok.
Seiring dengan proses penyelesaian kerangka kerja tersebut, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyampaikan pada hari Rabu bahwa tarif AS atas impor dari Tiongkok tidak akan mengalami perubahan dari tingkat yang berlaku saat ini.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan melalui platform media sosial Truth Social bahwa kesepakatan dengan Tiongkok telah rampung, namun masih menunggu persetujuan akhir dari Presiden Xi Jinping.
Sebagai bagian dari rancangan kesepakatan, Trump menambahkan bahwa Tiongkok akan memasok komoditas terlebih dahulu, sementara AS akan memberikan izin kepada mahasiswa Tiongkok untuk menempuh pendidikan di universitas-universitas di AS.
Ia juga menuliskan bahwa AS akan memperoleh total tarif sebesar 55 persen, sementara Tiongkok sebesar 10 persen.
Di sisi yang berbeda, harga minyak mentah AS mengalami kenaikan lebih dari 4 persen pada Rabu sore. Pemicunya adalah berita mengenai meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Kenaikan harga minyak ini terutama dipicu oleh kabar bahwa AS sedang mempersiapkan evakuasi sebagian personel kedutaannya di Irak, sebagai respons terhadap meningkatnya risiko keamanan di kawasan tersebut.