Di usia yang relatif muda, yakni 30 tahun, Lucy Guo baru-baru ini berhasil melampaui Taylor Swift sebagai miliarder termuda di dunia yang membangun bisnisnya dari nol. Walaupun total kekayaannya sangat fantastis, diperkirakan oleh Forbes mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 21 triliun, ia memilih untuk menjalani gaya hidup yang bersahaja.
Bahkan, Lucy mengaku bahwa koleksi pakaiannya didominasi oleh barang-barang gratis atau produk fast fashion yang harganya terjangkau. Ia tetap setia mengendarai Honda Civic dan bepergian menggunakan pesawat komersial. "Saya tidak terlalu suka menghambur-hamburkan uang," ungkapnya, seperti yang dikutip Liputanku dari Fortune.
Lucy Guo merupakan salah satu pendiri Scale AI, sebuah startup yang namanya tengah melambung. Ia mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 2016, meskipun kemudian diberhentikan dua tahun kemudian akibat perbedaan pendapat dengan salah satu pendiri dan CEO, Alexandr Wang. Meskipun demikian, ia masih memegang saham di perusahaan tersebut.
Lucy masih berusia 21 tahun ketika ia meluncurkan startup AI tersebut. Sebelumnya, ia sempat menjadi mahasiswa ilmu komputer di Carnegie Mellon, namun memutuskan untuk berhenti kuliah dan menjalani magang di Facebook sebelum akhirnya mendirikan Scale AI.
Kendati diberhentikan dari jabatannya, Guo tetap mempertahankan sekitar 5% saham di Scale AI. Saham inilah yang kemudian mengantarkannya pada status sebagai miliarder termuda di dunia versi Forbes, yang membangun bisnisnya sendiri.
"Semua pakaian yang saya kenakan adalah pemberian atau berasal dari Shein," ujarnya. Shein sendiri adalah toko daring asal China yang terkenal dengan penjualan produk-produk murah.
"Sebagian memang kualitasnya kurang bagus, namun selalu ada sekitar dua potong yang benar-benar pas, dan itu yang saya pakai setiap hari," imbuhnya.
Perempuan yang kini tinggal di Miami dan Los Angeles ini masih menggunakan Honda Civic keluaran lama dan tidak tertarik untuk memiliki jet pribadi. Jika penerbangannya memakan waktu lama, barulah Guo mempertimbangkan untuk membeli tiket kelas bisnis.
"Saya bahkan masih sering membeli promo ‘beli satu gratis satu’ di Uber Eats. Dalam kehidupan sehari-hari, asisten saya biasanya mengantar saya menggunakan Honda Civic yang sudah cukup tua. Saya tidak masalah dengan itu," tuturnya.
"Orang-orang yang cenderung menghabiskan uang untuk membeli pakaian bermerek, mobil mewah, dan lain sebagainya, sebenarnya tergolong sebagai jutawan. Semua teman mereka adalah multijutawan, atau bahkan miliarder, sehingga mereka merasa sedikit tidak percaya diri. Oleh karena itu, mereka merasa perlu tampil mencolok untuk menunjukkan kepada orang lain, ‘Lihat, saya sukses’," jelasnya.