Wukuf Arafah: Jemaah Haji, Hindari Keluar Tenda!

Admin

29/05/2025

4
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Bapak Hilman Latief, kembali menyampaikan imbauan penting dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk seluruh jemaah haji Indonesia. Imbauan tersebut menekankan larangan untuk beraktivitas di luar tenda selama pelaksanaan wukuf di Arafah.

"Kami menerima informasi langsung dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Informasi ini mengindikasikan bahwa pada puncak ibadah haji nanti, suhu udara akan sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari yang kita rasakan saat ini," ungkap Bapak Hilman saat ditemui di sela-sela inspeksi fasilitas di Arafah dan Mina pada hari Senin, 26 Mei 2025.

Menurut data dari situs prakiraan cuaca AccuWeather, diperkirakan suhu udara di Kota Makkah pada hari Selasa (27/5/2025) siang hari akan mencapai 42 derajat Celcius. Dalam kurun waktu satu minggu ke depan, suhu udara tertinggi diprediksi mencapai 45 derajat Celcius, tepatnya pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Sementara itu, pada tanggal 5 Juni 2025, yang diperkirakan menjadi waktu pelaksanaan Hari Arafah, suhu udara akan berada di kisaran 43 derajat Celcius.

Dengan kondisi suhu ekstrem seperti ini, jemaah haji sangat rentan mengalami dehidrasi, bahkan *heat stroke* atau serangan panas. Oleh karena itu, Kementerian Haji dan Umrah mengimbau kepada seluruh jemaah Indonesia untuk tetap berada di dalam tenda masing-masing, kecuali ada keperluan mendesak, seperti untuk ke toilet.

"Kita semua berharap agar jemaah dapat terhindar dari *heat stroke* dan serangan panas, karena kondisi ini sangat berbahaya," lanjut beliau.

Mengutip informasi dari Mayo Clinic, sengatan panas atau *heat stroke* adalah kondisi yang disebabkan oleh tubuh yang mengalami peningkatan suhu secara berlebihan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat paparan suhu tinggi atau aktivitas fisik yang intens dalam kondisi suhu tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Terdapat beberapa tahapan cedera akibat panas, dan *heat stroke* merupakan kondisi yang paling serius. Kondisi ini dapat terjadi ketika suhu tubuh meningkat hingga 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celcius) atau lebih tinggi.

*Heat stroke* memerlukan penanganan medis darurat. Jika tidak segera diobati, *heat stroke* dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan pada otak, jantung, ginjal, dan otot. Semakin lama penanganan ditunda, semakin besar risiko komplikasi serius, bahkan kematian.

dr. Aulianto dari Pos Kesehatan Bandara yang dikelola Indonesia di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah sempat memberikan saran tentang cara mendinginkan tubuh saat cuaca panas, yaitu dengan membasahi kain ihram. Dengan membasahi kain ihram, menurutnya, panas matahari akan lebih banyak diserap oleh air di kain ihram daripada cairan di dalam tubuh.

"Ini juga terasa sejuk, silakan dicoba," ujarnya dalam kesempatan terpisah.

Wukuf, yang merupakan inti dari ibadah haji, dimulai setelah matahari tergelincir atau setelah waktu zuhur. Pelaksanaannya akan dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah 1446 H, yang diperkirakan jatuh pada hari Kamis, 5 Juni 2025. Jemaah haji akan mulai bergerak dari Makkah menuju Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1446 H, dengan jadwal keberangkatan yang akan diumumkan kemudian.

Setelah wukuf, jemaah akan melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah, kemudian ke Mina untuk melaksanakan mabit dan melempar jumrah. Tenda wukuf di Arafah dan tenda mabit di Mina telah dilengkapi dengan AC dan kasur untuk memberikan kenyamanan bagi jemaah. Kulkas yang akan diisi dengan air dingin juga telah disiapkan di lokasi wukuf dan mabit.

Selain aturan baru terkait wukuf di Arafah, Bapak Hilman menyampaikan bahwa otoritas Saudi juga akan menetapkan aturan detail terkait mabit di Mina dan pelaksanaan lempar jumrah. Beliau menyebutkan bahwa waktu pelaksanaan lempar jumrah akan diatur secara rinci demi kenyamanan jemaah Indonesia.

"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, jadwal pelaksanaan jumrah di Mina juga akan diumumkan secara detail. Tentu saja, akan ada berbagai penyesuaian yang dilakukan demi keamanan dan keselamatan jemaah," jelas Bapak Hilman.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Hilman beserta jajarannya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa tenda jemaah yang akan digunakan selama wukuf di Arafah dan mabit di Mina. Beliau memeriksa kesiapan berbagai fasilitas yang disediakan, seperti AC, pasokan air, toilet, hingga dapur.

Saat berada di Arafah, beliau melihat sejumlah toilet bertingkat baru yang disediakan oleh pemerintah Saudi di berbagai maktab. Pihaknya juga mengecek kesiapan tenda jemaah, termasuk kasur yang akan digunakan jemaah untuk beristirahat selama wukuf Arafah.

Rata-rata, setiap tenda memiliki kapasitas antara 275 hingga 350 orang, tergantung pada jumlah jemaah yang dikelola per maktab oleh delapan syarikah yang bermitra dengan Indonesia pada tahun ini. "Satu maktab ada yang menampung 3000 orang, ada yang 4000, dan ada pula yang 3500 orang. Konfigurasi ini akan dirinci lebih lanjut bersama masing-masing syarikah dalam waktu dekat," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para CEO dari delapan syarikah terkait penempatan jemaah yang terpisah dari rombongan atau keluarganya. Bapak Hilman menuturkan bahwa para petinggi syarikah telah memahami pentingnya jemaah untuk dapat bergabung dengan keluarga dan pendampingnya masing-masing.

"Kami berharap, meskipun pada prinsipnya seluruh jemaah akan dilayani di maktab-maktab atau markaz-markaz tertentu, kami telah menyampaikan kepada mereka untuk memberikan kelonggaran kepada jemaah," pungkasnya.