Xi Jinping Nurut Sama Trump! China Tetap Ekspor Harta Karun Ini ke AS
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan bahwa Presiden China, Xi Jinping, menyetujui untuk tetap membuka aliran ekspor mineral tanah jarang (rare earth), komoditas energi yang menjadi incaran global, beserta magnet ke Amerika Serikat.
Seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada hari Sabtu, 7 Juni 2025, pernyataan ini disampaikan langsung oleh Trump ketika seorang reporter mengajukan pertanyaan kepadanya di Air Force One mengenai kelanjutan kesepakatan ekspor-impor bahan baku chip tersebut pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
"Ya, dia (Xi Jinping) setuju (untuk melanjutkan ekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS)," jawab Trump dengan singkat pada kesempatan tersebut.
Pernyataan Trump ini muncul sehari setelah percakapan melalui sambungan telepon dengan Xi Jinping. Pembicaraan tersebut bertujuan untuk mencari solusi terhadap perang dagang dan ketegangan yang terjadi antara kedua negara.
Dalam kesempatan tersebut, Trump menyatakan bahwa telah dicapai kesimpulan yang sangat positif dari pembicaraan tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak perlu ada lagi pertanyaan mengenai kompleksitas produk tanah jarang.
"Sebagai pertanda lain meredanya ketegangan terkait masalah ini, China telah memberikan lisensi ekspor sementara kepada pemasok tanah jarang dari tiga produsen mobil terkemuka AS," ungkap dua sumber yang memiliki informasi mengenai masalah tersebut.
Selain itu, para pembantu utama presiden AS juga telah dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan dari China di London pada hari Senin, 9 Juni, guna melakukan pembicaraan lebih lanjut.
"Kami telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam kesepakatan dengan China," kata Trump kepada para wartawan pada hari Jumat.
Kesepakatan ekspor-impor ini dipandang sebagai salah satu langkah yang berpotensi meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Meskipun demikian, hingga saat ini, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar apapun terkait hal tersebut.
Keputusan China untuk menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting pada bulan April 2025 lalu telah menyebabkan gangguan pada pasokan yang dibutuhkan oleh produsen mobil, produsen chip komputer, dan kontraktor militer di seluruh dunia.
Trump menuduh Tiongkok telah melanggar perjanjian Jenewa dan memerintahkan adanya pembatasan terhadap perangkat lunak desain chip dan pengiriman lainnya ke China. Sementara itu, Beijing menolak klaim tersebut dan mengancam akan melakukan tindakan balasan.
Ketegangan yang timbul akibat penghentian ekspor tanah jarang dan mineral penting lainnya inilah yang kemudian semakin memperuncing hubungan antara kedua negara.
Terlebih lagi, isu ekspor komoditas ini berpotensi menempatkan Trump di bawah tekanan politik domestik jika pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan karena perusahaan tidak dapat memproduksi produk yang berbahan dasar mineral tanah jarang dari China.