Xi Jinping Luluh! Pasokan Tanah Jarang China ke AS Aman

Admin

19/06/2025

2
Min Read

On This Post

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa dirinya telah mencapai kesepakatan dengan Presiden China, Xi Jinping, terkait kelanjutan pasokan “harta karun” energi yang menjadi incaran global, yaitu mineral tanah jarang (rare earth) serta magnet, dari Tiongkok ke Amerika Serikat.

Seperti yang dilansir oleh Liputanku, pada hari Sabtu (7/6/2025), informasi ini disampaikan langsung oleh Trump ketika seorang reporter menanyakan perihal kesepakatan ekspor-impor bahan baku pembuatan chip tersebut kepadanya di Air Force One, hari Jumat (6/6/2025).

“Ya, dia (Xi Jinping) telah menyetujui hal tersebut (untuk tetap mengekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS),” jawab Trump secara singkat dalam kesempatan tersebut.

Pernyataan dari Trump tersebut muncul sehari setelah percakapannya melalui sambungan telepon dengan Xi Jinping. Pembicaraan ini dilakukan dengan tujuan untuk meredakan perang dagang dan ketegangan yang sedang terjadi antara kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Trump mengungkapkan bahwa pembicaraan tersebut menghasilkan kesimpulan yang sangat positif, sembari menambahkan bahwa tidak boleh ada lagi keraguan mengenai kompleksitas produk tanah jarang.

“Sebagai pertanda lain bahwa ketegangan atas masalah ini mulai mereda, China telah memberikan lisensi ekspor sementara kepada pemasok tanah jarang dari tiga produsen mobil terkemuka AS,” ujar dua sumber yang mengetahui secara detail permasalahan ini.

Selain itu, para pembantu utama presiden AS juga telah dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan dari China di London pada hari Senin (9/6) guna melakukan pembicaraan lebih lanjut.

“Kami telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam kesepakatan dengan China,” kata Trump kepada para wartawan pada hari Jumat.

Kesepakatan ekspor-impor ini dinilai sebagai sebuah langkah positif yang dapat membantu meredakan ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Meskipun demikian, hingga saat ini, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar apapun terkait dengan hal tersebut.

Keputusan China untuk menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting pada bulan April 2025 lalu telah menyebabkan gangguan pada pasokan yang dibutuhkan oleh para produsen mobil, produsen chip komputer, serta kontraktor militer di seluruh dunia.

Trump menuduh Tiongkok telah melakukan pelanggaran terhadap perjanjian Jenewa dan memerintahkan pembatasan terhadap perangkat lunak desain chip serta pengiriman lainnya ke China. Sementara itu, pihak Beijing membantah klaim tersebut dan mengancam akan melakukan tindakan balasan.

Ketegangan yang timbul akibat penghentian ekspor tanah jarang dan mineral penting lainnya inilah yang kemudian semakin memperparah hubungan antara kedua negara.

Terlebih lagi, permasalahan ekspor komoditas ini berpotensi menempatkan Trump pada tekanan politik domestik apabila pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan akibat perusahaan-perusahaan tidak dapat memproduksi barang-barang berbahan dasar mineral tanah jarang dari China.